Jumat, 28 Maret 2014

Kisah Jumat dan 11jahitan

Tertanggal 12 Februari 2014 lalu adalah hari bersejarah yang tak terlupakan untuk sepanjang jalanan Perak dan kaki kurusku. Suasana siang yang cukup ramai motor dan sejumlah mobil, suasana hati yang juga sedang santai sambil mengobrol dengan kakak hebat, mbak Sekartadji di sepanjang jalan. Saat itu kami berencana akan menuju ke Pelabuhan Perak, untuk mengantar mbak Sekar menuju sang kekasih di Pelabuhan. Ya, kakak hebat ini akan berangkat ke Madura bersama kekasihnya untuk moment berharga pokoknya. Tapi di perjalanan kami justru mendapat hadiah hebat moment tak terlupakan terutama selama sebulanan terakhir ini. Di sela senda gurau kami yang menyenangkan, mendadak sekian detik setelahnya kami sudah terkapar di jalan raya dengan motor yang terbanting ke kanan jalan, kakiku yang tertiban motor dan mbak Sekar yang saat itu aku sempat tidak melihat dirinya. Aku tidak tau persis apa yang terjadi, hanya mengingat bahwa sepersekiandetik sebelum terjatuh, ada 2 orang laki-laki yang melintasi kami dengan motor kecepatan tinggi. ternyata salah satu orang di motor itu berusaha untuk menarik tas mbak Sekar, karena upaya itu tidak berhasil, kami terbantik jatuh ke kanan. Kejadiannya sangat cepat, bahkan tidak banyak orang yang mengetahui bahwa itu adalah sebuah penjambretan. Menurut mereka pasti kami hanya 2 perempuan ceroboh yang tiba-tiba hilang keseimbangan dan terjatuh begitu saja.Jelas tidak bung, kami hampir terjambret, Syukurnya upaya itu terloloskan, walaupun tersisa banyak luka di hati dan tubuh kami. Bukan bermaksud berlebihan memang, tapi begitu ternyata yang terjadi di minggu-minggu berikutnya pasca kejadian itu. 

Kaki kurusku terjepit motor. Itu tepatnya. Seperti kecelakaan sebelum2nya akibat kelalaianku yang tukang ngantuk di jalan, atau kecepatan yang labil, aku menganggapnya seperti jatuh biasanya, mungkin kakiku bengkak dan beberapa hari harus recovery. Tapi ketika aku tidak kuat mengangkat motor dan merintih minta tolong ke orang-orang di jalanan, mereka langsung spontan berteriak "Lho, robek mbak, bolong!". Mendadak juga bolong otakku, antara sadar dan tidak, percaya gak percaya, dan aku masih ingat betul bentuk 'berantakan' luka di kaki kurusku itu. Menyeramkan tepatnya. Aku kemudian diangkut oleh orang-orang ke pinggir jalan untuk kemudian dibantu untuk tetap sadar dan tidak pingsan. Sempat muntah sejenak setelah aku berupaya menjaga kesadaran. nggliyeng-nya pake banget soalnya. Untungnya aku masih bisa sadar dan tidak pingsan. Di dekat situ ada sebuah Lab yang akhirnya membantu untuk mengamankan luka 'berantakan' itu, memberinya rivanol dan membersihkannya sementara serta diberi perban. Perihnya luar biasa, sakitnya minta ampun, dan darahnya berceceran. Aku kemudian digotong mereka untuk duduk di kursi roda menunggu jemputan Ayah untuk dibawa ke UGD terdekat. Mimpi apa aku semalam tiba-tiba ketiban kejutan luar biasa ini. Bagaimana dengan mbak Sekar, ya..pelipisnya terluka akibat terbentur aspal. Orang-orang juga membantunya memberikan perban di pelipisnya. 

Hari itu hari jumat, dan akhirnya di hari itu kaki kurusku mendapat tamu baru, #si11jahitan namanya. Sejumlah benang akhirnya harus bersatu dengan tubuhku kemudian, setelah melalui bius 4 jam dan jarum yang mengerikan itu. 
 


Ruang UGD Rumah Sakit PHC, itu saksi bisu masuknya #si11jahitan di dalam tubuhku. Suster muda yang mencoba menghiburku, dengan cerita nyelimur tentang kerjaan, keluarga, hingga konsultasi anaknya yang ingin belajar musik, supaya aku tidak fokus ke rasa sakit dari jahitannya. Tapi tetap saja, sisi reflekku yang lain tetap menghitung berapa banyak jahitan yang sedang diproses itu. Hasil rontjen juga menunjukkan bahwa tulang kakiku baik-baik saja, walaupun dokter sempat membuat shock dengan pernyataan "Wah, lukanya jelek sekali ini mbak, hampir keliatan tulangnya, di rontjen dulu ya, takutnya ada yang retak".  Whaatt??? jelek...keliatan tulang...luka model apa lah itu pun aku tidak berani melihatnya kemudian. Berlangsung sekitar 1 jam, setelah jahitan selesai dengan rapih (katanya), saya pulang didampingi ayah dengan taxi. Motorku tercinta, si supri, pulang kerumah dibawa anak buahnya ayah, yang konon katanya berantakan juga wujudnya. Tapi dia masih kuat kok, masih mampu pulang kerumah dengan selamat. ah, kau memang kuat kok supri...

Baiklah, setelah itu aku pulang kerumah, masih bisa menghibur diri, ketawa ketiwi, update status di path, facebook, bbm, menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan ngguya ngguyu, menerima kedatangan teman yang menjenguk dengan cengar cengir, dan 1 hari setelahnya badanku totally remuk redam. akhirnya, aktivitas lumpuh hampir 1 bulan ke depan. Saya didampingi tongkat, kursi roda ketika di kontrol di rumah sakit, gadget sekeluarga, keluarga tercinta, sahabat2 tersayang, dan pacar yang luar biasa juga. Apapun itu, aku bersyukur Tuhan masih memberi kesempatanku untuk hidup, dan tidak menghentikan langkahku untuk menggapai mimpi-mimpiku. 




Hei Jumat, terima kasih telah memberikanku sahabat baru, yang mendadak datang tanpa diundang. Ya, dia #si11jahitan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Visitors

Followers